Wednesday, December 24, 2014

LAYANAN KOMPREHENSIF BERKESINAMBUNGAN DALAM PENANGGULANGAN AIDS




 http://penyakithivaids.com/wp-content/uploads/2012/02/penyakit-hiv-aids.jpg


Berbagai upaya telah dilakukan dalam pengendalian HIV-AIDS seperti pembentukan Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN), Kader Desa Peduli AIDS (KDPA), penyuluhan ke masyarakat, penjangkauan populasi kunci, layanan dan pengobatan gratis dan lainnya. Namun penemuan kasusnya masih tetap tinggi tiap tahunnya karena untuk menanggulanginya perlu usaha kita bersama, tidak bisa ditangani hanya oleh layanan kesehatan saja.
            Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Bali sampai dengan Bulan Juni 2014 kasus HIV dan AIDS di Bali telah mencapai 9.477 kasus. HIV tidak bisa disembuhkan namun ada obat anti retroviral terapi (ART) untuk menghambat perkembangan virusnya. ART harus dikonsumsi secara rutin agar tidak sampai mengalami AIDS. Dari 4.615 orang yang memenuhi syarat mendapat ART hanya 2.651 orang yang mengambil obat. Padahal obat dan layanan kesehatan diberikan secara gratis. Sehingga akses menuju layanan kesehatan dan pengobatan tidak menjadi kendala. Rendahnya akses ART tersebut dikarenakan memang kesadaran dari ODHA untuk melakukan tes dan pengobatan masih dirasakan kurang.
            Oleh sebab itu sekarang ini dilaksanakan program SUFA (strategic use for antiretroviral therapy). Melalui program SUFA maka orang yang berisiko HIV dilakukan penjangkauan dan dilakukan test HIV jika positif selanjutnya diberikan pengobatan ARV dan pendampingan pada ODHA tersebut. Inisiasi ART ini diberikan kepada populasi kunci yakni pekerja seks, lelaki berisiko tinggi, TBC, Ibu hamil serta pasangan diskordan (pasangan yang salah satunya positif).
            Berdasarkan penelitian menunjukkan ODHA yang telah mendapatkan ART sangat kecil kemungkinannya untuk menularkan HIV dibandingkan tidak diobati. ART tidak hanya menguntungkan pada ODHA yang diobati namun dapat menurunkan epidemi HIV di masyarakat. Oleh sebab itu sekarang ini diharapkan pada orang yang memiliki perilaku berisiko tertular HIV untuk segera melakukan test HIV sehingga apabila hasilnya positif dapat diberikan ART.
            Permasalahan yang terjadi di lapangan seringkali ditemukan komunitas yang berisiko tidak bersedia mengikuti tes dan konseling. Ada berbagai macam alasannya padahal test sangat perlu dilakukan agar secara dini dilakukan upaya penanganannya. Kita baru tahu tertular setelah melakukan tes. Seorang istri yang setia bisa saja tertular kalau suaminya pernah berhubungan dengan ODHA atau menggunakan jarum suntik tidak steril.
            Ada beberapa kasus ditemukan ODHA yang sudah mengkonsumsi obat justru terputus karena pindah alamat padahal putus obat justru dapat menyebabkan resistensi serta mengganggu kesehatan orang tersebut. Konsumsi ART harus dilakukan secara rutin bagi yang ODHA sehingga dapat terjaga kesehatannya.

Layanan komprehensif berkesinambungan
            Pelayanan kesehatan dalam upaya penanggulangan HIV-AIDS perlu dilakukan secara komprehensif. Layanan komprehensif adalah upaya yang meliputi upaya preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif bagi masyarakat yang membutuhkan (yang belum terinfeksi agar tidak tertular, yang sudah terinfeksi agar kualitas hidup meningkat). Melibatkan seluruh sektor terkait, masyarakat termasuk swasta, kader, LSM, kelompok dampingan sebaya, ODHA, PKK, tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta organisasi kelompok masyarakat. Layanan komprehensif HIV atau paripurna sejak dari rumah atau komunitas hingga ke fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas, klinik dan rumah sakit).
Layanan berkesinambungan adalah untuk memberikan dukungan dari aspek manajerial, medis, psikologis dan sosial untuk ODHA selama perawatan dan pengobatan untuk mengurangai dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Orang yang HIV positif perlu mendapatkan dukungan psikologis dan sosial di masyarkat. Jangan sampai ada stigma sehingga mereka justru mendapatkan intimidasi yang dapat menyebabkan mereka bunuh diri atau frustasi menghadapi keadannya. Dukungan dari keluarga juga sangat dibutuhkan selain proses medis yang dijalankan. Bagaimana kita mewujudkan layanan komprehensif dan berkesinambungan ?
            Program promosi kesehatan di keluarga, sekolah dan masyarakat mengenai pencegahan HIV perlu terus diberikan. Penjangkauan aktif pada populasi kunci yang berisiko perlu terus dilaksanakan dengan pendataan dan pemetaan. Penyediaan outlet kondom di lokasi serta edukasi pada pelanggan serta pekerja seks.  Fasilitas kesehatan perlu menyediakan ruangan khusus untuk konseling dan test HIV yang nyaman sehingga mudah diakses. Pengobatan dan pendampingan minum obat perlu diberikan agar jangan sampai putus obat. Masyarakat perlu mendapatkan edukasi untuk menghindari stigma pada ODHA.
            Adanya jaringan antar unit kesehatan lintas daerah sangat diperlukan segera. Mobilitas pekerja seks sangat tinggi mereka dapat saja berpindah-pindah padahal harus rutin konsumsi obat. Oleh sebab itu mereka harus bisa mengakses obat dimana saja. Membuat kartu yang dapat teregistrasi di seluruh Indonesia bagi ODHA perlu dilakukan untuk mengatasi keadaan ini.
            Pemberdayaan tenaga promosi kesehatan dalam mengembangkan program kegiatan, memotivasi masyarakat serta membangun kemitraan diperlukan. Setiap kantor desa perlu ada tenaga khusus untuk memberikan edukasi positif ke masyarakatnya. Sehingga beban puskesmas dalam menangani tsunami HIV-AIDS mendatang dapat kita tanggulangi dengan segera.
Tantangan yang dihadapi masa mendatang sangatlah kompleks. Kasus HIV-AIDS semakin tinggi jumlahnya apabila tidak dari sekarang dilakukan upaya pencegahan yang serius. HIV-AIDS akan menjadi beban Negara, masyarakat dan keluarga tersebut. Sekarang ini penyebaran HIV-AIDS sudah mulai mengarah ke populasi umum dimana penyebarannya bukan saja pada pekerja seks maupun yang berperilaku berisiko. Melainkan juga ada indikasi sudah menular pada ibu hamil, bayi dan anaknya.

Saturday, August 24, 2013

Reklamasi pantai itu perlukah ?



          

              Rencana Pemerintah Daerah Bali melakukkan reklamasi untuk mengembangkan objek wisata baru yang terintegrasi di kawasan Tanjung Benua perlu dikaji lebih lanjut. Hal ini bila tidak memperhatikan dampak lingkungannya dapat mengakibatkan kerugian bagi masyarakat dan lingkungan yang luar biasa. Alasan yang dikemukakan untuk meningkatkan penghasilan daerah, masyarakat dan menjadi objek wisata yang terintegrasi itu harus dilihat seberapa besar manfaatnya dibandingkan resiko yang akan ditimbulkan.
            Disatu sisi objek wisata yang ada di Bali sudah cukup banyak apa masih perlu mengembangkan objek wisataa buatan seperti itu. Dari segi ekonomi kita bisa lihat objek wisata itu mungkin bisa meningkatkan pendapatan daerah tapi seberapa besar buat masyarakat langsung?. Jika itu hanya dikembangkan oleh Perusahaan tertentu hanya akan memperkaya orang tertentu bukan masyarakat sekitar hal ini mirip supermarket vs pasar tradisional. Hanya pemilik modal yang makin kaya sedangkan masyarakat akan jadi penonton saja.
            Reklamasi pantai sangat berdampak pada keseimbangan lingkungan yang ada. Pada prinsipnya air itu mengalir dari daerah tinggi ke rendah. Kita tentu masih ingat bagaimana proyek reklamasi Pulau Serangan yang sampai saat ini mangkrak. Dampaknya secara langsung dapat kita lihat nelayan disana kesulitan mendapatkan ikan, hutan mangrove penjaga perbatasan pantai rusak dan yang paling parah adalah abrasi di Pantai Lebih dan sekitarnya. Siapa yang bertanggung jawab atas abrasi di Pantai Lebih ?. Mereka yang melakukan reklamasi di Serangan sama sekali cuci tangan karena berpikir bukan tanggung jawabnya apalagi lokasinya jauh.
                Lantas bagaimana dengan Tanjung Benua kalau dilakukan reklamasi di daerah itu, air laut akan dibuang kemana kelebihannya ?. Kemungkinan kawasan sanur, padang galak dan sekitarnya yang akan kena dampaknya. Selanjutnya siapa yang akan dimintai tanggung jawab kalau air sudah meluap karena ulah kegiatan di daerah yang jauh ?. Semua pasti akan menyalahkan alam dengan berlindung dibalik isu global warming yang menyebabkan salju di kutub meleleh.
            Kita tentu tidak perlu jauh-jauh mencari contoh. Beberapa daerah di Indonesia sebenarnya sudah mengalami abrasi karena proyek reklamasi pantainya. Misalnya reklamasi Pantura, Jakarta yang digunakan untuk pusat niaga. Justru berdampak pada potensi banjir di kawasan tersebut, air sungai yang semestinya mengalir ke laut justru terhalang hingga mempercepat terjadinya banjir dan juga kerusakan mangrove penjaga kawasan pantai tersebut. Begitu juga kejadian reklamasi Pantai Dadap dan Teluk Lampung, Kota Manado.
            Melihat pengalaman sebelumnya tindakan reklamasi perlu dikaji secara komprehensif karena dampaknya sangat banyak dapat mengakibatkan perubahan ekosistem mulai dari pola arus, sedimentasi pantai, kerusakan biota laut, abrasi, dan sebagainya. Disamping itu juga berdampak pada penghasilan nelayan sekitar karena populasi ikan yang akan menjadi menurun. Persoalan lingkungan, sosial, ekonomi dan hukum layak mendapat pertimbangan.
            Perusakan hutan mangrove selain merusak biota laut dan tempat perindukan burung juga dapat meningkatkan jumlah vektor nyamuk anopheles penular malaria. Selama ini kasus malaria di Bali sudah menurun namun mungkin juga dengan rusaknya mangrove dan daerah rawa nyamuk tersebut bertambah jumlahnya hingga menyebabkan kasus malaria meningkat. Kajian faktor kesehatan masyarakat juga perlu dilakukan. Pembukaan hutan mangrove menjadi pemukiman penduduk telah terbukti meningkatkan kasus malaria di beberapa lokasi.

Apa perlu reklamasi ?
            Reklamasi bisa dilakukan kalau memenuhi beberapa unsure yakni secara hukum dan peraturan, menfaat pada lingkungan, dukungan sosial-budaya masyarakat dan peningkatan ekonomi. Faktor dampak lingkungan yang akan timbul saat dan setelah pembangunan dilakukan perlu bukan saja dikaji tetapi dibuatkan upaya pengendalian dampaknya. Agar jangan sampai merusak tatanan alam yang sudah ada dan mencemari lingkungan sekitar.
            Pembangunan objek wisata terpadu di tanjung benua sebenarnya tidaklah urgen. Hal ini kenapa ? karena daerah itu adalah objek wisata yang sudah maju dan jalannya sempit sehingga daya dukung untuk dikembangkan justru membuat kemacetan baru. Walaupun ada jalan laying namun kalau di sana macet maka otomatis juga akan macet merembet.
            Alangkah baiknya membangun objek wisata pada daerah lainnya yang masih perlu mendapat dukungan dan PAD kabupatennya masih kecil seperti Karangasem, Negara, Singaraja, Klungkung, Tabanan, Bangli. Daerah itu memiliki lahan yang masih kosong sehingga tepat bila dibuatkan objek wisata terpadu. Bagaimanapun itu kembali kepada masyarakat kita pro-kontra akan selalu ada namun pembangunan ini janganlah sampai merusak alam karena akan berdampak kedepan yang luar biasa.

Sunday, July 21, 2013

TAJ MAHAL LAMBANG CINTA DAN KESETIAAN



Kali ini saya akan menceritakan perjalanan menuju Taj Mahal salah satu keajaiban dunia yang begitu mempesona. Perjalanan dari New Delhi ke Agra saya lalui dengan menggunakan kereta sekitar 2 jam sebaiknya ambil kereta express yang langsung menuju ke Agra sebab kalau yang murahan bisa 4 jam dan tidak nyaman. Saya berangkatnya pagi sekitar jam 6 jadi jam 8 sudah sampai di Agra. Sampai di stasiun Agra saya menyewa kendaraan yang akan mengantar kita mengelilingi objek wisata di Agra tawar-menawar mereka minta 800 rupe.
Agra adalah sebuah kota kuno di Sungai Yamuna di India, berada dalam negara bagian Uttar Pradesh. Dia memiliki peranan penting sebagai ibu kota Kerajaan Mughal dari 1526 sampai 1658 dan menjadi tujuan wisatawan karena bangunan zaman-Mughal yang luar biasa, terutama Taj Mahal.
Sesampai di Agra saya langsung menuju Taj Mahal yang terkenal itu. Wah ternyata tiket foreign dan lokal beda jauh. Kita dari Indonesia mesti bayar 750 sedang orang lokal 10 rupee so hitung-hitung  nyumbang sama India saya bayar saja.
Gerbang Taj Mahal

Begitu memasuki gerbang Taj Mahal kita akan dibuat terpesona karena besarnya dan ukiran yang khas. Tāj Mahal (adalah sebuah monumen yang terletak di Agra, India. Dibangun atas keinginan Kaisar Mughal Shāh Jahān, seorang muslimk istri Persianya Mumtaz Mahal. Pembangunannya menghabiskan waktu 22 tahun (1630-1653) dan merupakan sebuah adi karya dari arsitektur Mughal. Shah Jahan, kaisar dari Kekaisaran Mughal memiliki kekayaan yang besar selama masa kejayaannya. Pada 1631 istri ketiganya dan merupakan istri yang paling dicintainya wafat sewaktu melahirkan putrinya Gauhara Begum, anak ke-14 mereka. Untuk mengenang Mumtaz Mahal dibangunlah gedung ini.
Gambar taj mahal 

Foto dengan taj mahal 

Dari kejauhan kita bisa melihat bagaimana megahnya bangunan ini ada taman dan kolam air begitu mempesona tidak lupa juga narsis fotoan. Banguanan ini begitu sempurna jika dibandingkan saat itu tahun 1600 an bangunan ini pasti sungguh luar biasa. kubah dan menara yang di buat dari marmer putih, serta seni mozak yang indah. Dibuat dengan hiasan sebanyak 43 jenis batu permata, termasuknya yaitu berlian, jed, kristal, topaz dan nilam telah digunakan untuk memperindah Taj Mahal.
Di dalam Taj Mahal terdapat makam raja dan ratunya sayangnya didalam tidak boleh di foto. Taj Mahal dibangun dengan simetris dan makam Mumtaz Mahal berada tepat di tengah bangunan Taj Mahal. Satu-satunya yang tidak simetris adalah makam Shah Jahan yang terletak disebelah makam Mumtaz Mahal karena makam ini tidak ada dalam rencana awal pembangunan.
Foto ukiran batu permata taj mahal 



ada beberapa lokasi di seputaran Agra yang layak di kunjungi karena saling berkaitan dengan sejarahnya salah satunya adalah istana raja namanya red port memang karena warnanya merah dan hampir semua istana menggunakan bata merah.
gambar red port